Manusia dan Keindahan & Manusia dan Tanggung Jawab
TUGAS ILMU BUDAYA
DASAR
MANUSIA DAN
KEINDAHAN
&
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
&
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
17518199
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya sebagai
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi penilaian tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
di bidang softskill.
Penulisan
makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis sangat
memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi
makalah.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga penulisan laporan ini
berguna bagi para pembaca dan khususnya penulis sendiri.
Depok, Oktober 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap
manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya
baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Keindahan identik
dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya
tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera
mode, kedaerahan atau lokal.
Maka
jika manusia hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia sudah mati. Keindahan
bisa membuat kita gembira, bersyukur dan lain-lain. Orang yang hidup tanpa
keindahan pada realita maka dia akan cenderung kurang bersemangat. Oleh karena
itu, dalam makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai manusia dan
keindahan.
Pada
dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Tanggung jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Setiap manusia memiliki
tanggung jawab masing-masing.
Selain
tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian dapat
diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada
orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana
pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya
yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari keindahan?
2. Bagaimana hubungan manusia dengan keindahan?
3. Apa makna dari renungan, keserasian, dan kehalusan?
4. Apa pengertian dari tanggung jawab?
5. Apa macam-macam tanggung jawab?
6. Apa pengertian pengadian dan pengorbanan?
2. Bagaimana hubungan manusia dengan keindahan?
3. Apa makna dari renungan, keserasian, dan kehalusan?
4. Apa pengertian dari tanggung jawab?
5. Apa macam-macam tanggung jawab?
6. Apa pengertian pengadian dan pengorbanan?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan
dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang manusia
dan keindahan yang dialami oleh manusia dan bentuk-bentuk dari tanggung jawab
yang dialami manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Keindahan
Keindahan
berasal dari kata indah, yang artinya adalah bagus, permai, cantik, elok, molek
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni
meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga).
Menurut
The Liang Gie dalam bukunya ‘Garis Besar Estetik’ (Filsafat Keindahan) dalam
bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” Perancis
“beau”, Italia dan Spanyol “bello”.
Manusia
setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya agar
segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini
menunjukan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Menurut
cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai sesuatu kualitas abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa
inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan” the beautiful”
(benda atau hal indah).
B.
Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan
memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan
yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan
bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya.
Karena itu keindahan
dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja
dapat menikmati keindahan. Karena itu tiruan lukisan Monalisa
tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan
kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Manusia
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman
keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory)
walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada
unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep
keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam
menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi
merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek
imajinasi. Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik
hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan,
dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan
dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu
pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan
hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu
saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi
manusia secara kodrati. Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan
keindahan, yaitu sebagai berikut:
1.
Tata nilai yang telah using
Tata nilai yang terjelma
dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga
dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari
derajat laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai
moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah
harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata
nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini
menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah
keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan
keadaan ini ialah "Layar Terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
"Sitti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
![]() |
Sastra sebagai keindahan. |
2.
Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang
membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor
manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu
harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
C. Makna Renungan
Renungan berasal dari kata renung. Merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu secara mendalam. Renungan adalah hasil merenung.
Orang yang merenungkan setiap kegiatannya/segenap
pengetahuannya yang dia miliki dapat disebut berfilsafat. Sudah
tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meski objek yang direnungkan
itu tergantung kepada objek dan subjek.
Ada 3 macam pemikiran kefilsafatan yaitu sebagai berikut:
1.
Menyeluruh, artinya pemikiran
yang luas bukan hanya ditinjau dari
sudut pandangan tertentu.
Tetapi ingin mengetahui ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Contoh dengan moral dan seni dan tujuan hidup.
2.
Mendasar, artinya pemikiran yang dalam
sampai kepada hasil yang fundamental
(keluar gejala) sehingga dapat
dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3.
Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang
dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikiran
selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang
baru.
Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum,
mendasar dan kritik spekulatif.
Renungan atau pemikiran
yang dibahas dalam modul ini
adalah yang berhubungan dengan keindahan. Tanpa direnungkan hasil seni tidak
mencapai keindahan.
D.
Makna Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi. Serasi dari
kata dasar rasi artinya cocok, sesuai atau kena benar.
Contohnya, dalam memadu rumah yang bagus,
dengan halaman yang luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah-indah,
orang akan memuji keserasian itu.
Karena itu dalam hal keindahan, sebagian besar ahli
pikir, menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok
tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut
adalah kesatuan, keselarasan, keseimbangan dan pertentangan.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak
serasi tidak tampak indah. Oleh karena itu, sebagian ahli pikir berpendapat bahwa
keindahan adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan
seimbang dan tenang, dan juga mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir
dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah, kesempurnaan yang menyenangkan hati
dan ingin memperpanjangnya.
E. Makna
Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak
kasar (perbuatannya) lembut, sopan baik (budi bahasanya) beradab kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus kesopanan atau keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri
ialah berupa sikap halus, sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi
orang. Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan, baik dalam masyarakat
kecil maupun dalam masyarakat luas. Sikap halus atau lembut merupakan gambaran
hati yang halus serta cinta kasih terhadap sesama. Sikap lembut juga dimiliki oleh orang yang rendah
hati, karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang-orang yang halus
tutur bahasanya sopan tingkah lakunya.
Perasaaan yang halus akan mempengaruhi akal yang sehat,
keinginan, kemauan, yang tinggi akan mendorong manusia untuk memeras
otak atau pikiran agar melahirkan
ide atau gagasan yang baru.
Oleh karena itu, antara pikiran, perasaaan,
kemauan, yang lazim disebut “cipta, rasa, dan karsa” manusia merupakan
jalinan yang kuat sekali. cipta, rasa, dan karsa yang membuat manusia selalu bergerak, berubah,
berkembang dan maju, dengan kata lain membuat orang dinamis sebab itu, para filsuf
yang menyebut ke tiga rohaniah itu “Trias-dinamika”.
F. Pengertian Tanggung Jawab
F. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang bertanggung jawab. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks
sosial, individual ataupun teologis.
Tanggung
jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang
menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang
lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu juga
orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan
orang lain.
Orang
yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang tersebut
dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai
yang berlaku.
G. Macam-Macam
Tanggung Jawab
Manusia berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam
dari tanggung jawab.
1. Tanggung jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut
sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang
pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, dan perasaan
sendiri untuk berbuat ataupun bertindak.
2. Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat
kecil ialah keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab
juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia
merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku,
berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Secara
kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun
tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan
kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan
manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan
jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan
manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain.
Dalam
semua ini nampak bahwa dalam mengejar kehidupan yang
lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan orang lain.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Satu
kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung jawab kepada Tuhan
Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya. Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia adalah
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Adapun cara untuk mengetahui suatu
keindahan itu sangat bersifat objektif. Keindahan merupakan suatu persoalan
filsafati yang jawabannya beraneka ragam.
Pada
dasarnya tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung
resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung
jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi
kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab
adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang
yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan
kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya
dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang
berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono,
Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT.
Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Suprapto W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Whidagdo, Djoko. 2003. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Suprapto W. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Whidagdo, Djoko. 2003. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://triicecsfabregas.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html