Cerita legenda Nyi Roro Kidul berawal dari putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia dikenal dengan Dewi Srengenge (matahari yang indah). Ayah Kadita merupakan raja bernama Munding Wangi.
Dianugerahi anak cantik seperti Kadita, ternyata tidak membuat Munding Wangi bahagia. Karena sebenarnya, ia tak ingin mempunyai anak perempuan. Akhirnya, Munding Wangi menikah lagi dengan Dewi Mutiara. Hasilnya, ia dikaruniai seorang putra. Meskipun begitu, rasa sayang Munding Wangi kepada Kadita tetap tidak berkurang.
Di sisi lain, Dewi Mutiara berharap jika putranya bisa menjadi raja, dan ia melakukan apapun demi mewujudkannya. Bahkan ia pernah mengusir Kadita ke luar kerajaan yang membuat raja Munding Wangi marah besar.
Raja Munding Wangi tidak membiarkan siapapun menyakiti putri cantiknya. Namun Dewi Mutiara tetap mencoba mengusir Kadita.
Esoknya, Dewi Mutiara mengutus seorang dukun untuk mengutuk Kadita menjadi penuh kudis. Malamnya, Kadita menyadari seluruh tubuhnya berbau busuk dan ia menangis histeris.
Mendengar kabar tersebut, raja sangat sedih. Ia memanggil orang pintar untuk menyembuhkan penyakit Kadita. Sayangnya cara tersebut tidak berhasil. Raja yang menyadari jika penyakit putrinya itu tidak wajar, akhirnya mengutus putrinya untuk keluar dari kerajaan dan menghindari gunjingan di semua negara.
Dalam perjalananya selama tujuh hari tujuh malam, Kadita tiba di Samudera Selatan. Ia memandang lautan yang sangat luas dan jernih.
Selepas itu, Kadita mencoba melompat dan berenang ke tengah lautan. Ajaibnya, saat tubuhnya terkena air samudera, kudisnya sedikit demi sedikit hilang dan dirinya menjadi cantik kembali bahkan lebih cantik dari sebelumnya.
Bahkan Kadita sekarang mempunyai kekuasaan terhadap Samudera Selatan. Ia pun dijuluki sebagai Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan yang hidup abadi.
Hikmah :
Sikap menerima merupakan sikap yang penting dalam menjalani musibah, seperti Dewi Kadita yang selalu bersyukur atas segala sesuatu yang dimilikinya serta sabar saat diusir oleh sebab fitnah dari Dewi Mutiara. Walau hatinya perih, ia tidak mengutuki Dewi Mutiara, ia justru mendoakan Dewi Mutiara supaya bertobat.
Metode Ilmiah
TERJADINYA BANJIR
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Banjir
adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari
mana saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau
salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.
Banjir
terbesar yang sudah menjadi tradisi ini biasaya terjadi setiap 5 tahun sekali.
Mengingat keadaan ini selalu terulang dan terulang, maka muncullah pertanyaan
yang menggelitik penulis. Pertama, apakah keadaan ini tidak ditanggulangi, atau
tidak tertanggulangi? Kedua, apakah karena sudah menjadi tradisi yang selalu
berulang setiap tahun maka kejadian ini dianggap sebagai hal biasa? Benarkah
bahwa banjir fantastik yang terjadi setiap lima tahun sekali itu sebuah
kebiasaan alam (ritual) yang memang pasti terjadi? Untuk mencoba menjawab
pertanyaan di atas maka dibuatlah makalah ini.
B. Perumusan
Masalah
a. Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?
b. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat
memicu terjadinya banjir ?
c. Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?
d. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
e. Dampak terjadinya banjir ?
f. Benarkah siklus banjir tahunan dan
dahsyatnya banjir lima tahunan memang sebuah tradisi yang pasti terjadi ?
g. Usaha-usaha apa saja yang sudah
dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengantisipasi dan mencegah
banjir tahunan tersebut ?
C. Tujuan
Penelitian
Penulisan
karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir tahunan
sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan
menanggulangi banjir tahunan tersebut.
Dengan
adanya karya ilmiah ini diharapkan masyarakat mampu mengantisipasi atau
mencegah agar banjir yang sering kali terjadi di kemudian hari.
BAB
II
ISI
Banjir
adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada
akhir-akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa
tahun terakhir ini. Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka.
Bahkan, nyawa mereka akibat banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika
kita mencari cara agar banjir itu tidak lagi di alami oleh masyarakat
Indonesia.
1) Jenis-jenis
banjir yang terjadi di Indonesia:
a. Banjir
karena sungainya meluap
Banjir ini
biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang
ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah
seperti ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri
sungai yang biasanya merupakan daerah dataran banjir. Air ini bisa juga terjadi
akibat kiriman, bila curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari
sungai itu rusak maka luapan airnya akan terjadi di hilir sungai.
b. Banjir
lokal
Banjir ini
terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat itu.
Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi
itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena
kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit)
maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
c. Banjir
akibat pasang surut air laut
Saat air
laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di
bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain
melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang
datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah
banjir.
2) Faktor-Faktor
Penyebab Banjir
Pada
dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran
atau sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada
saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu
akan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau
sungai-sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk /
meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap ke udara
(evapotranspirasi).
Sebenarnya
banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa bisa
alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir.
Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi
(pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi
juga tanah- tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir
biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa
sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi pertanian,
mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan
perkotaan. Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang
tidak alami atau akibat dari perubahan.
Ada dua
faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan dimana
di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan
perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri.
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola
hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai waktu yang pendek
tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran-saluran yang ada tidak
mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami
penjenuhan.
Perubahan
penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan . Penggunaan
lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll. Sedangkan
tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan
semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah
hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.
3) Cara Mengantisipasi Bencana Banjir
Kita tidak
mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita
tetapi sebagai manusiakita harus waspada dan sigap
bila banjir ternyata datang menghampiri kita. Cara mengantisipasi
banjir antara lain :
a. Bila
hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik
seperti televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal
yang akan terus mengabarkan kondisi / banjir yang akan terjadi.
b. Siapkan
barang-barang seperti: Handphone dengan charger, senter dan baterai cadangan,
makanan dan minuman (menggunakan kemasan anti air atau dibungkus plastik),
Surat-surat berharga atau dokumen penting seperti sertifikat rumah, tanah,
ijasah, dll (dibungkus plastik), Radio kecil, bila handphone anda tidak
memiliki fasilitas Radio FM / televisi, Obat-obatan untuk dalam darurat,
termasuk obat-obatan untuk rawat jalan, Uang tunai, Selimut dan sarung ,
Pakaian secukupnya agar tidak menjadi beban berat (bungkus dengan plastik agar
tidak basah).
c. Isi
bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada /
ditempatkan pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi
kekurangan air bersih di saat sumber air milik anda tercemar oleh air banjir.
Untuk yang praktis, anda dapat mengisi air bersih pada kantung
plastik, mengikatnya dengan kuat dan meletakkannya pada tmpat yang aman.
d. Saat
tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan
barang bawaan untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.
e. Sebelum
air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang lebih
tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih
dahulu pada arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.
f. Bila
diperkirakan air akan menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi selagi
mudah untuk dilakukan (sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air
benar-benar tinggi.
g. Tutup
keran utama air bersih (terutama jika menggunakan air ledeng / PDAM)
bila ketinggian air hendak mencapai keran air.
h. Matikan
/ putuskan aliran listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila ketinggian
air hendak mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan / dapat
berbahaya.
i. Bila
mengungsi, cobalah cari informasi mengenai tempat penampungan sementara /
posko banjir terdekat.
j. Bila
tidak ada posko banjir, cari dan pergilah mengungsi ke tempat yang lebih
tinggi tetapi lokasinya dekat dengan tempat yang lebih tinggi lagi bila
dibandingkan dengan tempat tersebut. Hal ini untuk mencegah bila ternyata
airbanjir terus meluap / semakin tinggi.
k. Sebelum
air terlalu tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia,
anak-anak, wanita dan ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa
yang menjaga rumah bila anda khawatir akan keselamatan harta benda.
l. Bila
anda terlambat mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi, pergilah
mengungsi secara berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling
tolong-menolong.
m. Saat
mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak terjatuh dan hanyut terseret
arusbanjir yang lebih deras.
n. Ketika
berjalan menuju tempat pengungsian, pertimbangkan untuk menggunakan tali
tambang untuk mempermudah evakuasi.
o. Siapkan
jerigen bekas yang kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung lainnya sehingga
bila anda terjebak di atap rumah dengan air yang semakin meninggi, anda dapat
berusaha untuk menyelamatkan diri anda secara darurat.
4) Cara
Menanggulangi Bencana Banjir
Cara-cara
menanggulangi bencana banjir antara lain:
a. Memfungsikan
sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan
tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
b. Larangan
membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai
adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat.
Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan
tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus
tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa
tujuan tidak jelas datang ke kota.
c. Menanam
pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah
salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak
memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai
penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan
melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa
yang akan terjadi bila hujan tiba.
d. Larangan
membuang sembarangan
Sering
kita lihat spanduk besar yang bergambarkan orang nomor 1 di DKI Jakarta yaitu
Bp. Fauzi Bowo yang sedang membuang sampah di tempat sampah dan ada kata yang
bertuliskan “inilah cara membebaskan Jakarta dari banjir”. Inilah salah satu
jargon gubernur kita dalam upayanya mensosialisasikan larangan untuk membuang
sampah sembarangan.
Suatu
kenyataan bahwa sampah yang menggunung merupakan salah satu penyebab terjadinya
banjir. Sampah yang di buang di jalanan biasanya akan berakhir di selokan jalan
yang mengakibatkan selokan tersumbat, dan tidak lanjar. Belum lagi jika di
tambah dengan sampah-sampah yang sengaja di buang ke selokan.
Kebanyakan
orang berfikir kalau yang penting sampah itu tidak ada di kamar atau rumah
mereka. Karenanya banyak orang ambil cara yang mudah yaitu membuang samapah ke
selokan karena setelah itu sampah sudah tidak terlihat lagi.
Miris, tapi
ini adalah fenomena yang terjadi di Ibu Kota. Misal, seorang ibu yang mencuci
piring, lalu membuang sampah non organiknya ke selokan, seorang pelajar yang
membuang plastik bekas jajanannya ke selokan dan masih banyak contoh kongkrit
lainnya.
Begitu
pula nasib sungai-sungai Akhir-akhir ini pemerintah pun bergerak secara
langsung untuk mengantisipasi fenomena tersebut dengan cara memfasilitasi
pembuangan sampah memberikan tempat sampah di tempat-tempat umum.
5) Adapun
dampak akibat banjir:
Dengan
melihat segala sesuatu dari dua sisi secara objektif,
sekalipun banjir memiliki dampak negatif yang
besar, banjir juga memiliki dampak positif.
a. Dampak positif akibat banjir antara lain:
·
Banjir memberikan kesempatan kepada
manusia
Bila banjir yang
menimpa kita tidak terlalu parah, maka sebenarnya kita telah diberi kesempatan
oleh Tuhan untuk menjalani hidup kita lebih lanjut dan lebih baik.
·
Banjir membuat kita berpikir kreatif
Ketika
dilanda banjir, otak kita akan berikir spontan dan kreatif untuk mencari
jalan alternatif untuk menyelamatkan alat, perlengkapan, harta benda dan
terutama jiwa kita dan keluarga atau orang terdekat kita.
·
Banjir membuat manusia untuk berpikir
mengatasi banjir
Setelah
mengalami banjir, kita akan sibuk untuk memikirkan antisipasi ataupun
pencegahan banjir.
·
Banjir memberikan pekerjaan
Saat banjir akan
banyak muncul kuli angkut / ojeg perahu dadakan, yang siap membantu anda dengan
imbalan tentunya.
·
Banjir membuat manusia untuk bersahabat
dengan lingkungan
Setelah
mengetahui penyebab, akibat dan dampak banjir, manusia akan berpikir untuk
peduli, bersahabat dan menjaga alam sekitarnya.
·
Banjir membuat manusia untuk peduli
kepada sesama
Pada saat
terjadi banjir, manusia umumnya akan lebih peduli kepada sesamanya dan
berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dan mendapatkan pahala.
·
Banjir membuat kita hemat energi
Bila banjir yang
cukup parah, aliran listrik kadang perlu dimatikan PLN untuk mengantisipasi
bahaya tersengat / tersetrum listrik. Sebenarnya saat itulah kita menghemat
energi listrik walaupun terpaksa. Setidaknya tidak terlalu banyak menonton
sinetron atau tayangan yang tidak mendidik.
·
Banjir memutar roda perekonomian
Selain banjir dapat
memberikan pekerjaan, sebenarnya banjir juga dapat memutar roda
perekonomian. Pembangunan, pembersihan, perawatan dan prasarana seperti rumah,
gedung, jalan dan jembatan yang rusak saat banjir akan menjadi proyek
tersendiri bagi para kontraktor. Selain itu, bahan makanan, minuman serta
selimut akan lebih laris/ laku terjual .
·
Banjir bagaikan musim panen bagi para
pemulung
Bila
terjadi banjir, pemulung akan mendapat “panen” barang-barang yang rusak
atau hanyut terbawa banjir.
b. Dampak
negatif akibat banjir:
a. Banjir dapat
merusak sarana dan prasarana
Banjir dapat
menghancurkan rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.
b. Banjir memutuskan
jalur transportasi
Dampak
paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat.
Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau bahkan truk
puso / container tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil,
lalu lintas kereta api pun dapat terganggu.
c. Banjir merusak
dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau
bahkan jiwa manusia. Kerugian yang disebabkan banjir diantaranya
adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga
(sertifikat, ijazah, dll), perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang
paling berharga: jiwa manusia.
d. Banjir dapat
mengakibatkan pemadaman listrik
Listrik
sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir,
listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh pihak PLN. Bayangkan
betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
e. Banjir mengganggu
aktivitas sehari-hari
Dengan
adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah
terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air banjir,
semua aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara
waktu.
f. Banjir dapat
mengganggu atau bahkan merusak perekonomian
Perekonomian
terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/ produksi padi
terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang diangkut oleh truk
dapat membusuk atau mungkin membutuhkan biaya tambahan karena harus mencari
jalan alternatif walaupun lebih jauh.
g. Banjir dapat
mencemari lingkungan sekitar kita
Saat banjir datang
tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah pabrik /
kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak ), dan masih banyak lagi. Selain
dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori,
halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
h. Banjir dapat
mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
Banjir menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman
penyakit mudah berkembang biak. Selain itu umumnya makanan dan minuman yang
sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena
terlalu sering kena air maka dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.
i. Banjir dapat
menyebabkan erosi atau bahkan longsor
Semakin
deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran
aliran banjirakan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan
semakin mungkin terjadi.
j. Banjir dapat
merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus / menghilangkan masa depan.
Bila banjir melanda
cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman
disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah dengan drastis.
Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin
menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan kehilangan jiwa.
6) Sekilas
tentang tradisi banjir tahunan dan 5 tahunan
Di Jakarta
tempat-tempat resapan air telah berubah fungsi menjadi bangunan bertingkat. DAS
kini tak berfungsi dengan baik karena tertimbun oleh limbah pabrik dan banyak
pula tangan-tangan jahil warrga yang dengan sadar membuang sampah ke Sungai.
Kurangnya daerah hijau (tempat resapan air) dan DAS yang kini tidak dapat
berfungsi secara baik yang menjadi sedikit penyebab terjadinya banjir tahunan
di Jakarta. Belum lagi jika ada air kiriman dari Bogor, karena tidak jarang,
warga Jakarta mengalami banjir dadakan bahkan bukan pada saat musim penghujan.
Banjir
yang sudah menradisi, menjadi tamu yang dari tahun ke tahun selalu hadir. Tamu
tahunan yang tidak diundang dan tentunya sangat tidak diharapkan kehadirannya.
Konon,
tamu tahunan itu berubah wajah menjadi lebih menyeramkan pada periode lima
tahunan. Banjir yang lebih parahpun terjadi pada lima tahun sekali itu. Pada
Febuari 2007 lalu memang terjadi banjir bandang yang menggenangi sebagian besar
ibu kota, bahkan sempat memutus akses dan mengakibatkan kemacetan di mana-mana.
Kalau kita
hitung maju 5 tahun dari tahun 2007 adalah tahun 2012 (tahun ini). Wajar saja
jika sebagian masyarakat mulai gelisah takut kalau-kalau bencana itu terulang
kembali karena, disebagian daerah mungkin masyarakatnya memiliki rasa
trauamatik tersendiri.
Namun,
menurut kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Kepala BMKG) Dr.
Sri Woro B Harijono. BMKG tidak mengenal banjir lima tahunan.
Banjir
tidak mengenal siklus. Sebenarnya, salah satu faktor pemicu banjir dipengaruhi
oleh tiga hal, yakni penguapan, serta aktivitas di Samudra Pasifik dan di
Samudra Hindia.
Suhu di
Indonesia serta di Pasifik dan Hindia tidak selalu sama. Perbedaan suhu
tersebut akan berpengaruh pada pergerakan angin yang muaranya akan berpengaruh
pada kecepatan pembentukan massa uap air di udara, dan selanjutnya akan
berdampak pada meningkatnya curah hujan. Jika suhu di Indonesia lebih hangat,
maka suhu di Pasifik lebih dingin. Suhu yang lebih dingin membuat tekanan lebih
tinggi. Angin akan bergerak ke Indonesia, sesuai hukum bahwa udara akan
bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin akan memicu pembentukan massa uap
air di udara, meningkatkan potensi curah hujan.
Pada tahun
2007, aktivitas di Pasifik memang meningkat secara signifikan. Peningkatan
aktivitas itulah yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi. Karena peningkatan
cukup signifikan, kenaikan curah hujan juga signifikan, mengakibatkan banjir
lebih besar.
Suhu muka
laut di Indonesia memang saat ini lebih hangat, sementara Pasifik lebih dingin.
Namun, perbedaan ini tidak terlalu besar sehingga tidak memicu peningkatan
aktivitas secara signifikan di Indonesia. Pada Desember 2011 hingga Maret 2012,
pembentukan massa uap air dan curah hujan memang meningkat. Puncak musim hujan
terjadi pada Desember 2011 dan Januari 2012. Namun, peningkatannya tidak
signifikan.
Dari hal
tersebut, bisa diketahui potensi banjir tahun 2012. Peningkatan aktivitas
memang terjadi, tetapi tidak sebesar tahun 2007. Jadi, secara meteorologi,
potensi banjir tahun 2012 tidak akan sebesar tahun 2007.
Aktivitas
Samudra Pasifik dan Hindia secara signifikan inilah yang tidak bisa dipastikan
apakah akan terjadi dalam periode tertentu, misalnya lima tahun. Karenanya,
tidak bisa dipastikan pula banjir besar akan terjadi di Indonesia, dalam hal
ini Jakarta, sebagai wilayah yang dipengaruhi tiap lima tahun.
7) Usaha-Usaha
Pemerintah dalam Menanggulangi Banjir
Dewan
Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek rehabilitasi
sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir DKI Jakarta.
Studi
menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir di
Jakarta adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada
kapasitas semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu
mitigasi banjir. Proyek Mitigasi Banjir Darurat Jakarta akan melakukan
pengerukan pada sebelas saluran air sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas
65 hektar, untuk membantu mengembalikan kapasitas aliran air.
Rencana
yang disebut juga " Jakarta Emergency Dredging Initiative " ini akan
merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan
pada titik-titik prioritas sistem manajemen banjir Jakarta.
Proyek ini
akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena dampak banjir,
sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti Kerangka
Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Kerangka
Kebijakan ini konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses
permukiman kembali dan mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan
memperoleh akses perumahan yang memadai.
Proyek
Mitigasi Banjir Darurat Jakarta atau "Jakarta Urgent Flood Mitigation
Project" akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan
pemerintah Pusat serta Pemda DKI Jakarta akan memberikan kontribusi dana
pendamping sebesar 49,71 juta dolar AS. Saat ini, Jakarta telah menderita
kerugian akibat banjir yang berulang terutama yang terjadi pada bulan Januari
1996, Februari 2001, dan Februari 2007. Banjir pada 2007 menggenangi
sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih dari 2,6 juta penduduk dan
memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat itu, lebih dari 70
orang meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir berakibat
kepada lebih dari 200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta
dolar AS.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjir
rutin tahunan yang menjadi tradisi warga kota jakarta bukanlah hal yang baru
kita alami. Sudah sejak bertahun-tahun lalu keadaan ini terjadi. Dan makin kini
makin parah, namun warga kota dapat bernapas lega karena ternyata, banjir 5
tahunan tidaklah benar-benar ada. Karena banjir bukanlah sebuah siklus.
Banjir
tersebut bukan karena tidak adanya tindakan antisipasi oleh warga juga tidak
adanya gerakan oleh pemerintah. Banyak cara sudah dilakukan warga dan
pemerintah untuk dapat mencagah datangnya bencana tahunan tersebut seperti,
kerjabakti secara berkala dan di buatnya gorong-gorong, namun semua itu tidak
akan optimal karena semakin sedikitnya daerah resapan air.
B. Saran
Sebagai
warga yang baik maka hendaknya kita menjaga ligkungan sekitar seperti, tidak
membuang sampah ke kali atau selokan, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak
menyemen halaman luar kita agar ada tempat untuk air meresap.
Daftar
Pustaka
Ahira,
Anne. Cara Mencegah Banjir yang Efektif. :http://www.anneahira.com
Aimyaya.
2011. Jenis-Jenis serta Berbagai Faktor Penyebab Banjir.
:http://www.aimyaya.com
Amrilah,
Fajri. 2012. Siklus 5
Tahunan. Jakarta: http://www.fajriamrillah.com