Alam Semesta Sebagai Keseluruhan Yang Struktural Skematis
Tugas Matematika
&
Ilmu Alamiah Dasar
Nama : Vania Raissa Araminta
NPM : 17518199
Kelas : 1PA03
Dosen : Aprillia Maharani Ayuningsih
A. Pengertian Alam Semesta
Kata “alam” mempunyai arti
segala yang terdapat di langit dan di bumi. Sedangkan kata “semesta” artinya
segenap, seluruh, semuanya yang ada di alam tak bisa lepas dari takdirnya
masing-masing. Jadi, jagat raya atau alam semesta merupakan suatu ruangan yang
besar yang didalamnya ada kehidupan yang abiotik dan biotik, serta didalamnya
terdapat segala peristiwa alam baik yang bisa diungkapkan manusia ataupun yang
tidak.
Alam semesta mencakup
tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos merupakan benda-benda yang
memiliki ukuran yang sangatlah besar, misalnya planet, bintang dan galaksi.
Mikrokosmos merupakan benda-benda yang memiliki ukuran sangatlah kecil,
misalnya elektron, atom, amuba, sel dan sebagainya.
B. Pengertian Kosmologi
Kosmologi
adalah pengetahuan tentang alam semesta. Berasal dari Bahasa Yunani kosrnos
(dunia, alam semesta) dan logos (ilmu tentang, alasan pokok bagi, suatu
pertimbangan). Kosmologi sering digunakan untuk menunjuk cabang ilmu
pengetahuan, khususnya bidang astronomi berdasarkan pengamatan metodologi
ilmiah.
C. Teori Segala Hal
(Theory of Everything)
Teori segala sesuatu (theory of
everything: ToE), teori
final, teori
akhir, atau teori
master adalah suatu hipotesis tunggal, yang meliputi semua kerangka fisika teori koheren yang menjelaskan dan menghubungkan semua aspek
fisika dari alam semesta. Theory
of everything atau Teori Segala Sesuatu atau Teori Supersimetri merupakan teori
yang menggabungkan empat gaya dasar atau interaksi dasar alam semesta. Keempat
interaksi itu dalah interaksi kuat, interaksi lemah, interaksi elektromagnetik,
dan interaksi gravitasi.
D. Kumpulan-Kumpulan Teori Alam Semesta
1) Teori Dentuman
Besar (The Big Bang Theory)
Teori
yang mengatakan bahwa jagat raya dimulai dari suatu keadaan dengan rapatan yang
sangat tinggi dan tekanan serta meledak keluar dan memuai sampai diperoleh
jagat raya seperti yang kita saksikan sekarang ini.
2) Teori Kabut (Nebula)
Dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace (1796) bahwa jagat raya terdapat gas yang berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas membentuk kabut yang
besar dan berputar. Dalam perputaran ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang menjadi planet-planet dalam tata surya.
3) Teori Planetisimal
Ahli
astronomi Amerika Forest Ray Moulton dan Thomas C. Chamberlain, seorang
ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal yang mengatakan matahari terdiri
dari massa gas bermassa besar, kemudian terdapat bintang yang ukurannya sama
dengan matahari, kemudian bintang tersebut melintas sehingga hampir
bertabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi pada tepi, dan terlempar
meninggalkan matahari dan bintang. Materi-materi tersebut membentuk gumpalan
yang disebut planetisimal yang menjadi padat dan akhirnya membentuk
planet-planet.
4) Teori Pasang Surut Gas
Dikemukakan
oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada 1918, bahwa
sebuah bintang besar mendekati matahari sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada matahari, saat matahari masih berada dalam keadaan gas. Jika sebuah
bintang yang bermassa hampir sama dengan matahari mendekat, maka akan
terbentuk gunung-gunung gelombang raksasa pada matahari dari gaya
tarik bintang. Gunung-gunung tersebut membentuk semacam lidah pijar yang besar,
menjulur dari matahari ke arah bintang itu. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas dan pecah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
5) Teori Bintang
Kembar
Dikemukakan oleh ahli Astronomi A. Lyttleton, galaksi berasal
dari gabungan bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak
material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak sekarang disebut matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet.
DAFTAR PUSTAKA
Ferguson, Kitty. 1991. Stephen
Hawking: Quest For A Theory of The Universe. New York: Franklin Watts
Moertono, S.H. 1980. Filsafat
Kosmologi/Filsafat Alam Semesta. Yogyakarta: Liberty
Hawking, Stephen. 2002. The
Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe. New Millenium
Press