Tuesday, 5 May 2020


Tugas Psikologi & Teknologi Internet


Faktor Etiologi Internet Addiction dan 
Dampak Internet Addiction

Nama  : Vania Raissa Araminta

NPM   : 17518199

Kelas   : 2PA02



       A. Pengertian Internet Addiction

Addiction atau adiksi atau kecanduan adalah keadaan dimana seseorang memiliki dorongan tak terkendali, sering disertai dengan hilangnya kontrol, keasyikan dengan penggunaan, dan terus menggunakan meskipun menyebabkan masalah Penggunaan kata adiksi sebenarnya lebih tepat digunakan pada kecanduan obat. Meskipun demikian, definisi adiksi telah mengalami pergeseran arti dan mencakup sejumlah perilaku, seperti judi berulang, bermain video game online, makan berlebihan, olahraga, hubungan percintaan, dan menonton televisi (Young, 2017). Selama beberapa dekade, muncul literatur yang mengembangkan arti adiksi internet dan telah dilegitimasi. Internet addiction atau kecanduan internet adalah salah satu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan keasyikan yang berlebihan atau tidak terkontrol, mendesak atau perilaku tentang penggunaan komputer dan akses internet yang menyebabkan gangguan atau distres (Shaw & Black, 2008).

Young (2010) menyebutkan bahwa adiksi internet didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internet, menghasilkan masalah berat dan ketidaklengkapan kerja otak atau mental fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Kecanduan internet merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaanya saat online. Menurut Orzack (2004) kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya dilayar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari yang dijalaninya. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa adiksi internet merupakan penggunaan internet yang dilakukan seseorang secara berlebihan sehingga ketergantungan untuk menggunakannya secara terus-menerus tanpa memperhitungkan keadaan situasi dan kondisi yang sedang dialaminya.


      B. Faktor-Faktor Etiologi
        Faktor etiologi merupakan pembahasan tentang faktor-faktor penyebab bagaimana seorang individu dapat mengalami adiksi internet atau internet addiction. Faktor-faktor etiologi internet addiction terbagi menjadi :

1. Cognitive-Behavioral Model

Cognitive-Behavioral adalah emosional, fisiologis, dan perilaku respon individu sebagai dimediasi oleh persepsi mereka tentang pengalaman, yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dengan cara karakteristik mereka berinteraksi dengan dunia, serta oleh pengalaman sendiri.

2.  Neuropsychological Model

Neuropsychology adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan suatu perilaku yang terjadi pada individu.
3. Compensation  Theory ( Teori Kompensasi )
Compensation atau kompensasi adalah strategi dimana satu menutup, sadar atau tidak sadar, kelemahan, frustasi, keinginan, atau perasaan tidak mampu atau ketidakmapuan dalam suatu bidang kehidupan melalui grafikasi. Kompensasi positif dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitan seseorang, sedangkan kompensasi negatif terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Overcompensation ditandai dengan gol keunggulan, menyebabkan berjuang untuk kekuasaan, dominasi, harga diri dan self-devaluation.
b. Undercompensation yang mencakup permintaan untuk bantuan, menyebabkan kurangnya keberanian dan rasa takut untuk hidup.
4. Situational Factor ( Faktor Situasi )
Faktor situasi adalah faktor dimana seseorang berada dalam kondisi yang mendorong ia untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, seperti teman sebaya. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang secara sadar atau tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kelompoknya atau kata lain ia mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

        C. Dampak Internet Addiction 
Dampak dari internet addiction dapat diklasifikasikan menjadi  lima kategori (Young, 1996) : 
  a. Akademik, pelajar menjadi sulit untuk menyelesaikan tugas, belajar untuk menghadapi ujian, dan kurang tidur akibat penggunaan internet yang berlebihan di malam hari. Selain itu, penggunaan internet berlebihan pada pelajar menyebabkan menurunnya prestasi bahkan dikeluarkan dari sekolah.
  b. Hubungan interpersonal seperti pernikahan, hubungan orang tua dengan anak, dan hubungan yang sangat dekat juga dapat terganggu akibat penggunaan internet berlebihan. Seseorang dengan internet addiction secara bertahap akan mengurangi waktu  untuk bersosialisasi di dunia nyata. Pada ibu rumah tangga dijumpai adanya kelalaian dalam menjaga anaknya.
  c. Finansial, masalah finansial dijumpai akibat biaya penggunaan internet yang berlebihan tetapi sekarang dengan adanya penurunan tarif online menyebabkan pengguna dapat bebas menggunakan internet tanpa harus memikirkan biaya yang dikeluarkan.
  d. Pekerjaan, pekerja cenderung menggunakan jasa internet perusahaan untuk mengakses kebutuhan pribadi pada saat jam kerja. Hal ini menyebabkan para pekerja tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
  e. Fisik, pengguna internet cenderung menjadi kurang tidur sehingga menyebabkan keletihan yang berlebihan dan menurunkan imun pengguna internet. Penggunaan internet berlebihan juga  meningkatkan risiko terjadinya keletihan mata, nyeri pinggang, dan carpal tunnel syndrome.
Berlama-lama online internet dapat membuat seseorang lupa waktu sehingga melalaikan jam tidur. Jika keadaan seperti ini dibiarkan terus-menerus akan menjadikan seseorang kecanduan, sehingga timbullah gangguan pola tidur yang semakin parah yang berakibat pada insomnia. Soetjipto (2007) mengemukakan bahwa gejala-gejala fisik dan psikis dari kecanduan internet sama dengan berbagai penyakit ketergantungan lainnya. Umumnya, penderita menjadi jarang tidur, mengalami gangguan penglihatan, gangguan tidur (insomnia) dan terkena depresi. Biasanya, para pecandu internet mengalami gangguan tidur karena terlalu banyak menghabiskan waktu online, kurang istirahat dan kesehatan fisik yang menurun.
Pada remaja, kecanduan internet telah dilaporkan signifikan dengan depresi dan insomnia (Cheung dan Wong, 2011). Hasil penelitian Ebrahimi. A, dan Sadeghi. Z, (2011) mengemukakan bahwa remaja dengan internet addiction mempunyai masalah yang signifikan dengan kesehatan mental dan gejala somatik, kecemasan, insomnia, disfungsi sosial, dan mengalami depresi berat. Dewi, Noviana (2011) dalam hasil penelitiannya mengemukakan hasil koefisien korelasi antara kecanduan internet dengan insomnia menunjukkan hubungan yang kuat.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa gejala internet addiction meliputi merasa keasyikan dengan internet, menghabiskan banyak waktu dan uang untuk mengakses internet, tidak mampu mengontrol penggunaan internet, mengalami gangguan emosi (gelisah, cemas, depresi, cepat marah), kehilangan teman dan pekerjaan atau pendidikan, berbohong pada teman dan keluarga mengenai pemakaian internet, menjadikan internet sebagai tempat melarikan diri dari masalah, mengalami gangguan tidur (insomnia), merasa bersalah dan menyesal setelah menggunakan internet, mengalami penarikan diri.

       D. Contoh Kasus Internet Addiction
Danny Reagan merupakan seorang remaja berumur 16 tahun yang berasal dari Amerika Serikat. Danny sempat menunjukkan tanda-tanda yang kerap diasosiasikan oleh para dokter sebagai efek kecanduan narkoba. Danny, yang saat itu masih berusia 13 tahun, pernah mempunyai rasa cemas yang berlebih, tertutup, dan menjauh dari teman-temannya. Danny bahkan berhenti mengerjakan tugas sekolah, tidak mandi, dan keluar dari kegiatan pramuka.
Walaupun Danny menunjukkan ciri-ciri adiksi, namun Danny tidak kecanduan narkoba, melainkan kecanduan internet. Danny sudah terikat dengan YouTube dan video game online sampai ke titik dimana ia sudah tidak ingin melakukan hal-hal lainnya. Para dokter juga melihat bahwa gadget (handphone, laptop) yang dimiliki dan dipegang Danny sudah menjadi candu baginya. “Setelah saya memiliki konsol (game online), saya seperti jatuh cinta padanya. Saya suka untuk menyingkirkan segala hal dan bersantai saja,” kata Danny.
Setelah sempat gagal untuk membuatnya berjanji dalam membatasi penggunaan internet, orang tuanya mendatangi Lindner Center for Hope yang berada di Mason, Ohio, Amerika Serikat. Tempat semacam klinik tersebut memiliki program 'Reboot' yang memberikan pengobatan untuk remaja berusia 11-17 tahun dengan keluhan seperti Danny, yaitu ketagihan terhadap internet. Tak cuma game online dan YouTube, pornografi hingga sexting juga menjadi masalah di tempat tersebut. Diketahui, ketagihannya Danny terhadap internet merupakan usahanya untuk meredakan sejumlah penyakit yang dideritanya. Danny didiagnosis menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Anxiety Disorder saat usianya masih di bawah 7 tahun.
Pasien program 'Reboot' seperti Danny akan menghabiskan 28 hari di tempat terapi itu. Di sana, mereka menjalani sejumlah tes kesehatan sekaligus belajar untuk membatasi penggunaan internet. Chris Tuell, pencetus program tersebut, mengatakan bahwa internet memiliki kesamaan dengan alkohol dan narkoba dalam memengaruhi otak. Walau belum secara resmi dikultuskan sebagai hal yang menyebabkan candu bagi penggunanya, internet bisa memicu otak untuk melepaskan zat kimia seperti endorfin dan membuat user merasa senang menggunakannya. Walau begitu, sembuh dari kecanduan internet berbeda dengan melepas ketergantungan terhadap narkoba dan alkohol. Hal tersebut sudah sulit dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari.

           E. Tindakan Preventif pada Kasus Internet Addiction
Tindakan preventif merupakan salah satu upaya pengendalian sosial. Tindakan preventif sendiri mempunyai pengertian upaya pencegahan sebelum konflik terjadi. Berdasarkan kasus di atas, maka tindakan preventif yang dilakukan dapat secara diri sendiri maupun dari orang tua (kepada anak). Tindakan preventif yang dapat dilakukan secara sendiri yaitu :
·         Selingi game dengan istirahat dan aktivitas fisik
Membagi waktu saat bermain game untuk beristirahat dan beraktivitas fisik seperti berjalan, berlari kecil, lompat, dan lainnya setiap satu jam setelah bermain game. Cara mengatasi kecanduan game online ini bisa memberi jeda agar tidak terlalu larut dalam bermain game online. Selain itu cara ini juga bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar.
·         Hidupkan kehidupan sosialnya di dunia nyata
Cara mengatasi kecanduan game online bisa diatasi dengan menghidupkan kehidupan sosial sendiri. Dengan mengajak teman sebaya untuk bermain bersama, teman yang berada di dekat rumah (tetangga, saudara) atau teman di sekolah. Akan tetapi, bermain di sini bukan bermain game online.
·         Cari tahu tentang impian dan masa depan
Dengan mencari tahu apa yang menjadi impian di masa depan, pikiran dapat teralihkan dari game dan mulai berpikir mengenai rencana jangka panjang karirnya. Seiring berjalannya waktu, maka individu yang sudah fokus dengan hal lainnya akan lupa dengan bermain game.
Sedangkan tindakan preventif yang dapat dilakukan orang tua kepada anak yaitu :
1.      Kurangi dan batasi waktu anak bermain game online
Penting sekali untuk menghitung berapa lama anak menghabiskan waktu di depan layar untuk memainkan game. Orang tua dapat membuat kesepakatan dengan anak tentang jumlah jam dalam sehari dan pada jam berapa saja ia bisa bermain. Memasang alarm setiap anak mulai bermain game online juga dapat mengurangi waktu anak bermain. Tetapkan aturan untuk berhenti bermain apabila waktunya sudah habis. Jika perlu, orang tua membuat catatan durasi bermain hingga satu minggu kemudian lihat total penggunaan waktu yang telah dihabiskan anak dalam bermain game online saja.
2.      Setiap anak bisa menghindari game, beri ‘hadiah’ pada diri anak
Bila anak bisa mengendalikan diri untuk berhenti pada waktu yang telah orang tua tentukan, maka tidak ada salahnya jika orang tua memberikan apresiasi pada anak. Misalnya, dengan memberikan makanan kesukaannya atau pergi ke tempat yang anak sukai.
3.      Simpan gadget dan pasang kata sandi
Media anak untuk memainkan game online adalah gadget. Maka dari itu, sebaiknya gadget tidak diletakkan di tempat yang mudah terjangkau. Orang tua harus menyimpannya di laci lemari terkunci. Hal Ini menyulitkan anak untuk bermain gadget diam-diam. Selain itu, orang tua dapat memasang kata sandi yang sulit ditebak anak supaya ia tidak bisa mengaksesnya dengan mudah. Dengan cara ini, anak harus mendapatkan izin orang tua terlebih dahulu sebelum memainkan game online.
4.      Hindari game online dengan tingkat kecanduan tinggi
Pada era modern sekarang, semakin banyak jenis game online yang tersedia di berbagai konsol game. Orang tua perlu mengetahui bahwa dari sekian banyak jenis game online, beberapa di antaranya memiliki risiko tinggi untuk kecanduan. Orang tua sebaiknya mencari tahu apa saja game online yang berpeluang membuat kecanduan dan larang anak untuk memainkannya. Game online jenis ini telah membuat anak-anak bahkan orang dewasa menjadi lupa waktu.
5.      Pilihkan game online yang bisa dimainkan bersama keluarga
Cara mengatasi kecanduan game online berikutnya adalah dengan memilihkan game pada anak yang bisa dimainkan bersama keluarga. Cara ini bisa mencegahnya dari larut dalam bermain game online hingga kecanduan. Bermain game bersama keluarga tidak terlalu membuatnya begitu larut. Game online yang dimainkan bersama keluarga akan membuat banyak orang yang akan selalu mengingatkan tentang waktu bermain game. Selain itu, hal ini juga bisa mempererat ikatan antar anggota keluarga.
6.      Deteksi dan dukung hobinya selain game
Temukan hal yang menjadi hobi anak. Orang tua harus memberi dukungan kepada anak dengan menumbuhkan atau kembangkan hobi tersebut. Setiap anak berbeda hobinya, mulai dari musik dan seni sampai olahraga. Dukunglah hobi anak yang jauh dari konsol game online. Lambat laun, anak akan mulai menjauh dari game online yang biasa ia mainkan.

F.    Tindakan Intervensi pada Kasus Internet Addiction
Apabila kecanduan internet atau internet addiction sudah terlanjur terjadi seperti kasus di atas, maka tindakan intervensi dan represif dapat dilakukan pada kasus tersebut dengan :
1.      Menghubungi konselor atau menelepon nomor hotline
Ada kemungkinan bahwa individu tidak yakin seberapa serius masalah yang dialaminya. Bantuan profesional dari spesialis yang mendapat pelatihan dalam mengobati kecanduan terhadap internet dalam banyak kasus bisa bermanfaat. Konselor bisa membantu individu membuat rencana tindakan untuk mengurangi penggunaan internet, meningkatkan partisipasi individu dalam aktivitas lain, dan memahami kebiasaan atau motivasi yang menyebabkan individu menderita kecanduan terhadap internet. Kelompok dukungan atau dokter mungkin bisa memberi individu rujukan ke konselor.
Wawancara motivasi dan terapi realitas adalah teknik-teknik yang digunakan konselor untuk mengobati kecanduan terhadap inernet. Dalam metode-metode ini, konselor memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka, mendengarkan secara reflektif, dan menggunakan teknik-tenik lainnya untuk membantu individu lebih memahami masalah yang dialami.
Jika memiliki pertanyaan apapun mengenai kecanduan internet, atau perlu pertolongan untuk menemukan perawatan untuk kecanduan di sekitar, biasanya ada lembaga layanan masyarakat independen yang dapat membantu cara mengatasi kecanduan internet yang dialami.
2.      Menemui terapis atau mencari pertolongan di tempat rehabilitasi
Jika kualitas kehidupan individu sudah mulai terpengaruh, sebaiknya menemui seorang profesional untuk mendapatkan pertolongan atau cara mengatasi kecanduan internet. Walaupun kecanduan internet belum menjadi diagnosa resmi, namun ada beberapa pendapat di kalangan medis bahwa hal tersebut merupakan suatu penyimpangan yang dapat ditangani. Bekerja sama dengan profesional terlatih akan membantu individu untuk melepaskan ketergantungan pada internet. 
Walaupun kecanduan internet tergolong penyimpangan psikologis, tidak seperti kecanduan obat atau alkohol, namun sudah terdapat beberapa pusat rehabilitasi dimana profesional terlatih dapat membantu membimbing individu ke arah gaya hidup yang lebih sehat. Kecanduan internet cenderung dialami oleh anak–anak yang sering bermain game online seperti kasus di atas, dengan besarnya pengaruh game terhadap mental anak.
3.      Mencari kelompok dukungan
Sumber baru bantuan kini bisa ditemukan di banyak lokasi. Kelompok dukungan untuk pecandu internet bisa menyediakan pengertian, strategi untuk mengatasi masalah tersebut, serta informasi tentang sumber bantuan tambahan. Cara mengatasi kecanduan internet dengan terapis dan pusat rehabilitasi bisa memerlukan biaya yang cukup mahal dan kemungkinan individu tidak memiliki dana untuk itu. Namun ada saja bantuan yang bisa didapatkan, tergantung kepada kota atau wilayah tempat individu tinggal untuk menemukan grup dukungan yang dapat dimasuki secara gratis. 
4.      Mengembangkan hobi baru, mencari rutinitas dan kegiatan lain
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan selain bermain game online atau menulusuri internet. Individu harus perbanyak kegiatan diluar rumah dan temukan minat baru, misalnya berolahraga atau melukis dan menggambar, atau bahkan sekedar berkumpul bersama keluarga serta teman-teman terdekat. Mencoba hobi atau aktivitas baru yang menyenangkan dapat juga dilakukan bersama teman-teman untuk meningkatkan sosialisasi di dunia nyata. Individu perlu menemukan penyaluran yang positif untuk semua energi yang teralihkan dari aktivitas di internet. Semakin sibuk individu menghabiskan waktu di kegiatan lain, maka waktu untuk terpaku pada internet pun akan semakin minim.



REFERENSI

Vania Raissa Araminta . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates